Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Kemerdekaan

 

Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Kemerdekaan



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


            Penulis : Irfan Nuri Sanjaya (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram

                        NIM    : 2020B1B006

                        Prodi   : Administrasi Publik (B)

                        Judul Artikel : Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Kemerdekaan

 

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, yaitu bahasa Melayu Tinggi (Melaka/Riau). Mengapa bahasa Melayu yang dipilih menjadi dasar bahasa Indonesia? Tentunya ada beberapa alasan yang menyebabkan bahasa Melayu itu dipilih.

Alasan pertama, Bahasa Melayu sebagai Lingua Franca (bahasa pengantar/ bahasa pergaulan) di Nusantara sejak lama. Sejak zaman Sriwijaya bahasa Melayu itu digunakan sebagai bahasa perdagangan. Pada saat itu masyarakat Indonesia sudah banyak mengenal bahasa Melayu, oleh karena itu bahasa Melayu menjadi bahasa yang dapat dipahami dan digunakan oleh masyarakat dari berbagai suku yang memiliki bahasa ibu berbeda-beda. Alasan kedua, bahasa Melayu memiliki sistem bahasa yang praktis dan sederhana. Berdasarkan strukturnya Bahasa Melayu berbeda dengan bahasa lainnya di Indonesia. Bahasa Melayu tidak memiliki tingkatan dalam penggunaannya atau tidak berdasarkan status sosial. Misalnya dalam bahasa Jawa atau bahasa Sunda terdapat beberapa penggunaan kata yang perlu disesuaikan dengan umur ataupun situasi kepada siapa kita berbicara, sedangkan dalam bahasa Melayu tidak ada penggunaan kata seperti itu. Alasan ketiga, kebutuhan politik. Karena di Indonesia terdapat berbagai macam bahasa dan untuk mengatasi perbedaan itu tidak mungkin jika memilih salah satu dari ratusan bahasa ibu. Dalam hal ini memilih bahasa Melayu merupakan keputusan yang tepat. Karena bahasa ini telah digunakan sebagai bahasa perdagangan dan juga telah dipahami oleh masyarakat di berbagai daerah di Nusantara.

 

ADVERTISEMENT

Bukti penggunaan bahasa Melayu diberbagai daerah di Nusantara didukung oleh penemuan prasasti berbahasa Melayu, seperti prasasti kedukuan bukit di Palembang (683 M), prasasti talang tuo di Palembang (684 M), prasasti kota kapur di Palembang (686 M), prasasti karang brahi di Jambi (688 M), prasasti gandasuli di Jawa Tengah (632 M), prasasti bogor di Jawa Barat (942 M), dan prasasti pagaruyung (1356 M). Semua bukti itu tertulis pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh (1380 M).

 

Komentar

Postingan Populer